AKAN SELALU ADA JALAN BAGI YANG MAU BERBUAT

Safaruddinufe1121@gmail.com

TRANSLATE



JapaneseGermanEnglishFrenchSpainChinese SimplifiedArabicRussian

Translate

visitor

Sabtu, 02 November 2013

SIFAT DAN HAKEKAT KEJIWAAN MANUSIA





A.    SIFAT DAN HAKEKAT MANUSIA
Kata insan dipakai untuk menyebut manusia,karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia. Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya hakikat sarwa yang ada (hakekat Tuhan,alam dan hakekat manusia). Ia menyatakan bahwa dunia kejiwaan berisi ide-ide yang berdiri sendiri dan yang bersangkutan dengan sifat.[1]
Pengertian hakekat disini bukanlah sebagaimana dalam pandangan Ahlul Tarekat yang membagi manusia menjadi 3 tingkat : Ma’rifat,Syariat,dan hakikat yang mana jika manusia mengerjakan shalat,maka dikatakan baru pada tingkat ma’rifat dan menurut mereka,tingkatan tertinggi adalah hakekat.
Sebagaimana pemahaman kita,jika ada seseorang yang tata cara shalat dan wiridnya tidak ada sumber/dalilnya dari Nabi SAW,maka itu adalah Bid’ah. Namun mereka (Ahlul Tarekat) menjawab bahwa memang benar jika hal itu dilihat/ditinjau dari sisi ma’rifat dan syariat, tetapi jika ditinjau dari sisi hakikat,maka itu bukanlah bid’ah. Ini adalah hal yang sangat aneh dalam agama kita bahwa kata mereka sesungguhnya orang yang sampai tingkat hakikat itu sekalipun syariatnya bertentangan dengan Islam,tidaklah masalah,karena ia sudah melalui tahapan itu.
Padahal kalau dikaitkan dengan pemahaman tentang hakikat,maka manusia yang paling memahaminya adalah Nabi SAW,tapi beliau tidak meninggalkan syariat. Bahkan beliau setiap malam melaksanakn Qiyamullail sampai kaki beliau  bengkak. Dan ketika beliau ditanya kenapa “menyiksakan” dirinya untuk melakukan hal tersebut padahal Allah telah memberikan jaminan diampuni dosa beliau yang lalu maupun yang akan datang. Maka jawab beliau :  “Tidakkah pantas kalau aku ini menjadi hamba yang bersyukur?”. Karena Islam mengajarkan,bahwa yang dimaksud dengan hakikat disini   dengan dunia maupun akhirat.

Sebagai contoh :
1.      Dalam QS.2:154,yang artinya:
“dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang yang gugur dijalan Allah (bahwa mereka itu) mati,bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup,tetapi kamu tidak menyadarinya”.
Yang dimaksud dengan hidup disini adalah hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini,dimana mereka mendapat kenikmatan disisi Allah,dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu.
2.      Hakekat kekayaan sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Dari Abu Huraira r.a,dari Nabi SAW beliau bersabda: “Tidak disebut kaya karena banyak hartanya,tetapi yang disebut kaya (yang sebenarnya) adalah kekayaan jiwa”. (HR.Bukhari-Muslim).
3.      Hakekat orang yang kuat. Dari Abu Huraira r.a ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Yang dinamakan orang kuat adalah bukan orang yang kuat bergulat. Orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya pada puncak marah”. (HR.Bukhari-Muslim).
4.      Hakikat kecantikan bukanlah sebagaimana para selebritis,atau hakikat kepintaran bukanlah sebagaimana terlihat pada fisiknya (botaknya seorang professor).
Dengan demikian,tujuan dari kita mengetahui hakikat adalah agar kita memahami segala sesuatu supaya kita tidak tertipu. Namun seorang muslim tidak harus tahu hakikat dari segala sesuatu. Sebab sumber dari hakekat adalah Allah dan Rasulullah.[2]
Hakekat manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan,dibebani tugas,bebas memilih,dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk,manusia mempunyai sifat fitrah,lemah,bodoh,fakir. Namun ia diberikan kemuliaan karena mempunyai roh,mempunyai berbagai keistimewaan,serta ditundukkannya ala mini baginya. Manusia juga diberikan beban oleh Allah SWT,untuk beribadah dan menjalankanperannya sebagai khalifah dibumi untuk mengatur alam dan seisinya. Allah memberikan manusia kesempatan untuk memilih beriman atau kafir padanya. Hal ini berbeda dengan makhluk lainnya yang tidak punya pilihan lain kecuali Islam. Selain itu,mereka diberikan tanggung jawab oleh Allah SWT. Mereka yang bertanggung jawab pada amal yang dikerjakan akan diberikan surge sedangkan mereka yang tidak diberi amal akan dilemparkan  ke dalam neraka.
Allah SWT,telah memberikan banyak kelebihan kepada manusia,tidak saja dalam potensi fisik yang dimiliki manusia,tetapi penciptaan alam ini diperuntukkan bagi manusia untuk dimanfaatkannya semaksimal mungkin. Bahkan seorang pakar astronomi mengatakan bahwa ala mini diciptakan untuk kepentingan manusia,hal ini disebabkan karena semua manfaat penciptaan alam seperti bumi,matahari,langit,dan sebagainya dirasakan oleh manusia.
Dengan kelebihan  dan keutamaan yang dimiliki manusia,maka wajarlah manusia diangkat sebagai khalifah dibumi yang ditugaskan untuk memelihara bumi dan memelihara apa saja yang ada dibumi. Kelebihan ini pula yang menjadi manusia dimuliakan dibandingkan dengan makhluknya. Semestinya kelebihan ini menjadikan manusia bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan kita dan membalas kebaikan Allah ini dengan beribadah. Ibadah walaupun suatu beban karena keistimewaan yang dimiliki manusia,tetapi ibadah merupakan kegiatan untuk mengembalikan diri kita menjadi fitrah sehingga dalam pelaksanaan ibadah tersebut tidak lagi menjadi beban.
Kita perlu mengenal manusia tidak dari segi kelebihannya saja,tetapi juga kelemahannya sehingga pengenalan ini dapat menyadarkan manusia dalam berbuat dan bertindak. Beberapa kelemahan manusia yang disebutkan oleh Allh SWT,kejiwaan yang keluh kesah juga bersifat lemah,bodoh,dan bebas memilih yang memungkinkan manusia memilih jalan salah sehingga masuk neraka. Kelemahan ini perlu diwaspadai oleh manusia agar dapat mengendalikan dirinya dan mengatasi kelemahannya dengan cara mengamalkan nilai-nilai Islam.[3]
Hakekat manusia,siapakah manusia sesungguhnya menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya?
a.       Status manusia. Manusia disisi Allah adalah salah satu ciptaan manusia (makhluk) Allah. Sebagaimana dalam QS.96:2,yang artinya sebagai berikut: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”. QS.2:21,yang artinya: “Hai manusia,sembahlah Tuhanku yang menciptakanmu dan orang-orang yang sebelumnya,agar kamu bertaqwa”.
Makna yang paling mendasar yang dapat diambil dari hal ini (manusia sebagai makhluk) adalah bahwa manusia memiliki kekurangan dan keterbatasan. Sesungguhnya semua yang diciptakan oleh Allah memiliki kekurangan dan keterbatasan. Sedangkan Allah Maha Sempurna,tidak memiliki kekurangan,keterbatasan,atau kelemahan. Yang menunjukkan hal tersebut adalah ucapan “Subhanallah”,”Maha Suci Allah dari serba kekurangan dan keterbatasan”. Oleh karena itu,tidaklah pantas manusia sebagai ciptaan untuk menyombongkan dirinya. Allahlah yang pantas untuk sombong,karena Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna.
b.      Unsure penyusun manusia/potensi penyusun manusia.
Manusia sebagai ciptaan disusun atas 3 unsur:
                                                       I.            Jasad/Fisik
                                                    II.            Ruh
                                                 III.            Akal.
c.       Tugas dan fungsi manusia
Manusia diciptakan oleh Allah dengan tugas beribadah kepada Allah,menjadi hamba Allah,mengabdi kepada Allah,bukan untuk bermain-main dan membuang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak berguna. Manusia dituntut untuk beribadah hanya kepada Allah dengan penuh ketundukan dan ketaatan.[4]  

B.KEJIWAAN MANUSIA
Jiwa manusia adalah salah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT,salah satu rahasia dari rahasia alam semesta. Penelitian modern belum bisa mengungkapkan hakikat jiwa manusia,apalagi tentang asal usulnya. Penyelidikan para ahli psikologi modern dibarat dan ditimur terhadap rahasia ini adalah didasari atas teori dan pengalaman belaka. Mereka tidak berhasil menyelamatkan masyarakat mereka dari penyakit-penyakit jiwa yang semakin lama semakin bertambah banyak. Sayangnya penyakit-penyakit jiwa ini telah menular dan tersebar luas ditengah-tengah kaum muslimin. Yakni ketika umat Islam telah melepaskan agama mereka dan telah melemah kekuatan iman dalam jiwa mereka. Maka setanpun menguasai mereka sehingga mereka jadi tawanan perasaan was-was-was dan godaan setan. Lalu mengikuti apa yang dibisikkan oleh hawa nafsu dan syahwat mereka. Hasilnya tergoncanglah kejiwaan mereka,terongronglah kekuatan dan ketahanan mereka. Ketika mereka ditimpa musibah,teguncanglah jiwa mereka,sehingga musibah tersebut membahayakan kehidupan mereka. Tetapi bagi seorang muslim yang benar-benar beriman,musibah dan bala’ yang mereka alami tidak akan merusak jiwa mereka bahkan justru mereka bersyukur atas musibah yang mereka alami. Karena mereka yakin musibah yang dialami seorang muslim sebagai muslim,sebagai penghapus dosa bagi mereka. Dengan mempelajari sebagaimana sebab dan akibat terhadap kondisi yang dihadapi setiap manusia dalam kehidupan duniawinya,akan memberikan pengaruh pada jiwa manusia dan masyarakat.
Nikmat dan bala’ yang silih berganti menimpa manusia kebanyakan menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit jiwa,seperti sombong,takabur,ujub,demikian pula stress,putus asa,kegocangan jiwa dan lainnya.
Padahal Rasulullah SAW telah bersabda:
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin,semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya”. (Shahih Muslim No.7500 hal.1295).
Hadits yang mulia ini  menjadi penyembuh dan obat bagi siapa saja yang diuji dengan dua ujian,yakni nikmat dan bala’. Kedua rukun ini adalah,syukur disaat lapang dan sabar disaat sempit dan tertimpa bala’. Rasulullah SAW,telah menjelaskan bahwa syukur dan sabar merupakan sebab kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Yang mendorong seseorang untuk rutin beramal dan senantiasa mengharapkan kebaikan guna memakmurkan dunia dan menegakkan agama Allah didalamnya. Seorang mukmintidak akan sombong ketika mendapat nikmat dan tidak akan menggerutu ketika menghadapi bala’. Oleh karena itu,Umar bin Al-Khattab r.a,berkata: “Kalaulah sabar dan syukur itu ibarat dua ekor  unta,maka aku tidak peduli unta mana yang aku kendarai”. (Uddatus Shabirin wa Dzakhiratus Syakirin hal.44).
Apabila seorang muslim menghiasi dirinya dengan dua akhlak yang agung ini,maka keadaannya akan menjadi lebih baik dan lebih mulia dalam segala sisi,baik dari sisi kejiwaan,prilaku dan kehidupan. Tidak masalah bagi dirinya memperoleh nikmat atau tertimpa musibah karena ia sadar apapun yang dialaminya merupakan takdir dari Allah SWT.
Sesungguhnya kehidupan seorang mukmin penuh dengan ujian dan cobaan. Hal ini menuntutnya agar ia memiliki pemahaman dan akhlak dalam menghadapinya. Agar ia bisa keluar dari ujian tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam QS.Al Mulk:2,yang artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup,supaya dia menguji kamu,siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Maha Perkasa Lagi Maha Pengampun”.
Semua yang ada disekitarnya baik berupa nikmat dari Allah SWT,yang dilimpahkan kepadanya untuk menunaikan risalah ilahi dalam kehidupannya didunia atau berupa ujian dan rintangan yang menghadang jalannya dalam menunaikan risalah tersebut. Kedua kondisi tersebut adalah ujian dan cobaan bagi seorang muslim. Maka ia membutuhkan keimanan yang kuat untuk melewati jalan yang berat dalam kehidupan ini. Rasulullah SAW telah bersabda: “Jannah diselimuti dengan perkara-perkara yang dibenci sedangkan neraka diselimuti dengan perkara-perkara yang mengundang syahwat”. (Shahih Muslim No.7130 hal.1288).
Tidak akan bisa melewati dua ujian ini dengan baik,yaitu nikmat dan bala’,kecuali orang yang memiliki dua sifat yang agung,yang dengannya akan tampak hakikat seorang mukmin,hakikat keimanannya dan hakikat keberadaannya di alam dunia.
Di dalam mengarungi kehidupan ini,setiap anak manusia mengalami dua hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupannya. Kedua hal tersebut harus disikapi dengan bijaksana agar tidak menjadi masalah dalam kehidupan mereka. Kedua hal tersebut adalah kelapangan hidup dan kesempitan hidup.[5]




     



[1]  Rohyadin 2 Rohyadin, Ideologi Filsafat Ilmu Pengetahuan, Windows Live, wali kutub tripod.com. Ads by Google.
[2]  Dhiya’s Site, Hakikat Manusia.
[3]  Lading Net.com.2007-2009. Situs Web Resmi Irwan Prayitno, Prof.,Dr.,Psi,MSc
[4]  Ibid. Dhiya’s.
[5]  2007. Yayasan Dar el-Iman Padang Sumatera Barat. www.mamboportal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar