AKAN SELALU ADA JALAN BAGI YANG MAU BERBUAT

Safaruddinufe1121@gmail.com

TRANSLATE



JapaneseGermanEnglishFrenchSpainChinese SimplifiedArabicRussian

Translate

visitor

Sabtu, 02 November 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR



BAB I
PEMBAHASAN

FAKT@R-FAKT@R YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Fakt@r-Fakt@r yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut :
1.   Fakt@r  Internal (Fakt@r dari dalam siswa)
 Adalah keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa. Fakt@r yang berasal dari siswa meliputi dua aspek yakni :
a.      Aspek Pisiologi
Kondisi pisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang yang dalam keadaan segar  jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
Kondisi organ yang lemah apalagi disertai pusing-pusing kepala misalnya dapat menurunkan kwalitas ranah cipta (kognnitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
Kondisi organ-organ khusus siswa yang tidak kalah pentingnya seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan penglihatan juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan dikelas. Daya pengaruh dan penglihatan siswa yang rendah, umpamanya akan menyulitkan sencory register dalam menyerap item-item informasi yang bersifat echoic dan echonic (gema dan citra).[1]
b.      Aspek Psikiologis
              Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari factor lain seperti factor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak.
              Fakt@r-Fakt@r psikologis yang mempengaruhi proses belajar seorang anak didik adalah:
1.      Intelejansi Siswa
        Intelegensi siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja melainkan  juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh lainnya. Lantaran otak merupakan “Menara Pengontrol” hamper seluruh aktivitas manusia.
        Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa  ini bermakna semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk mencapai sukses begitupun sebaliknya.
2.      Sikap Siswa
        Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecendrungan untuk mereaksi untuk merespon (respon tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya. Baik secara positif maupun negatif. Sikap (Aptitude) siswa yang positif, terutama pada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut sebaliknya sikaf negatif siswa terhadap anda dan mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa.
3.      Bakat Siswa
        Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa akan dating denga demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai potensi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
        Secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa (Very superior) disebut juga talented child yakni anak berbakat. Jadi bakat yang mempengaaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
        Oleh karena itu hal yang tidak bilaksana apalagi orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya  pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu, pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa dan juga ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memiliki jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya akan berpengaruh buruk terhadap prestasi belajarnya.[2]
4.      Minat Siswa
        Minat (Interest) berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
        Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah, umpamanya seorang siswa yang menaruh umat besar terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan, timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia.
5.      Motivasi Siswa
        Motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Motivasi ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.      Motivasi Intriksik
              Motivasi intrinsic adalah hal dan keadaan yang berasal dari siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar termasuk dalam motivasi intrinsic  adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
b.      Motivasi Ekstrinsik
              Motivasi Ekstrensik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, pujian dan hadiah, peraturan / tata tertib sekolah suri teladan orang tua, guru, dan merupakan contoh konkret motivasi Ekstrensik yang dapat menolong siswa untuk belajar.
              Dalam perspektif kognitif motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsic karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan



2.      Fakt@r Eksternal Siswa (Fakt@r dari luar siswa)
Yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Fakt@r eksternal siswa juga terdiri dari atas dua macam.
1.      Fakt@r Lingkungsn Sosial
            Lingkungan sosial seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan social siswa adalah masyarakat dan tetangga jg teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan social yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demogratif keluarga (letak rumah). Semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
            Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain. Berhasil baik atau tidaknya, belajar itu tergantung kepada bermacam-macam factor.
            Adapun Fakt@r-Fakt@r itu dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1.      Fakt@r yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut Fakt@r individual yaitu:
a.      Fakt@r kematangan / pertumbuhan
            Kita tidak dapat mengajar ilmu pasti kepada anak kelas tiga sekolah dasar untuk mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk dibangku sekolah menengah pertama, semua itu disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran itu, mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika tetap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya.
b.      Kecerdasan Intelegensi
            Disamping kematangan dapat tidaknya seorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan / dipengaruhi pula oleh tarap kecerdasannya kenyataannya meskipun anak yang berumur 14 tahun keatas pada umunya telah matang untuk belajar ilmu pasti tetapi tidak semua anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti, jelas kiranya bahwa dalam belajar kecuali kematangan, intelegensi pun turut memegang peranan.
c.      Latihan dan Ulangan
            Karena terlatih, karena seringkali mengulangi sesuatu maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam, sebaliknya, tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.
d.      Motivasi
            Motif merupakan pendorong bagi suatu organism untuk melakukan sesuatu motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajar itu bagi dirinya.
e.      Sifat-sifat pribadi seseorang
            Fakt@r pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Ada orang yang mempunyai sifat keras hati berkemauan keras tekun dalam usahanya halus perasaanya dan ada pula yang sebaliknya.[3]
2.      Fakt@r yang ada diluar individu yang disebut factor social yangtermasuk factor social antara lain :
a.      Keadaan Keluarga
            Ada keluarga yang miskin ada pula yang kaya, ada keluarga yang diliputi oleh suasana tenteram. Dan damai tetapi ada juga yang sebaliknya. Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya dan ada pula yang biasa saja. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak.
b.      Guru dan Cara Mengajar
            Terutama belajar disekolah Fakt@r guru dan cara mengajarnya merupakan Fakt@r penting pula, bagaimana sikap kepribadian guru, tinggi, rendah, pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru mengajarkannya pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
c.      Alat-alat Pelajaran
            Fakt@r guru dan cara mengajarkannya, tidak dapat kita lepaskan dari ada tidaknya dan cukup tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia disekolah. Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan oleh belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari gurunya kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu mempermudah dan mempercepat belajar anak.
d.      Motivasi Sosial
            Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam maka factor motivasi memegang peranan pula jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbullah dalam dari anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.
e.      Lingkungan dan Kesempatan
            Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelegensi yang baik bersekolah disuatu sekolah yang keadaan gurunya dan alat-alatnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Masih ada factor yang dapat mempengaruhi hasil belajar umpamanya karena jarak antara rumah dan sekolah itu terlalu jauh, memerlukan kendaraan yang
cukup lama sehingga melelahkan.
3.      Fakt@r Lingkungan Nonsosial
            Fakt@r-Fakt@r yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung, sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Factor-Fakt@r ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Contoh : Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana untuk kegiatan remaja (seperti lapang Voly) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ketempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi kondisi rumah terhadap kegiatan belajar siswa.
            Waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa tak perlu dihiraukan, sebab bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan system memori siswa dalam menyerap, mengelok dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa.
4.    Fakt@r Pendekatan Belajar (Approach To Learning)
Adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
            Pendekatan belajar yaitu sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
            Disamping Fakt@r internal dan eksternal siswa maka Fakt@r pendekatan belajar juga berpengaruh taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa, seseorang siswa yang terbiasa mengaflikasikan pendekatan belajar deep misalnya mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar surface atau reproductive.[4]


[1]  Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan, (cetakan 9; Jakarta:PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal.132

2 Ibid
[3] Ibid
[4]  Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar