BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Sejak pertama kalai menginjakkan
kaki di tanah Andalusia (Spanyol), masa penaklukan Islam oleh Thariq bin Ziad
hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan sangat
besar. Pada priode ini, daulah Umayyah Spanyol mencapai puncaknya menyaingi
Daulah Abbasiyah di Bagdad. Apalagi ketika telah didirikannya Unversitas
Cordova, perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku, pembangunan kota
berlangsung cepat dan rakyat dapat menikmati kemakmuran dan kesejehteraan. Maka
banyaklah para pencari ilmu pengetahuan memperdalam ilmu mereka di Andalusia
terutama bangsa-bangsa Eropa.
Masa
tersebut dikenal sebagai masa Daulah Umayyah II. Masa tersebut berlangsung
lebih kurang tujuh setengah abad lamanya. Dalam kurun waktu 750 tahun tersebut.
pada masa Islam di Andalusia ini, tentulah banyak hal yang bisa disumbangkan
Isla dalam wilayah tersebut. sehingga kalau saat ini kita berada di Spanyol
kita akan melihat masih banyak peninggalan-peninggalan bersejarah Islam yang
terdapat disana.
Sehingga
ketika umat Islam di Spanyol memasuki masa disintegrasi masih terdapat terdapat
kekutan besar yang dominan, yaitu dinasti Murabithun dan dinasti Muwahhidun.
Meskipun dua dinasti ini pada mulanya merupakan gerakan keagamaan akhirnya
menjadi suatu gerakan yang berbentuk pasukan dan berhasil menguasai beberapa
daerah Andalusia yang telah dikuasai Kristen.
Meskipun
di akhir pemerintahannya daerah-daerah yang mereka kuasai tersebut pada
akhirnya kembali dikuasai oleh Pihak Kristen kecuali Granada, yang kelak nantinya
berada di bawah dinasti bani Ahmar.
Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf
ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah
kerajaan yang berpusat di marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas undangan
penguasa-peguasa Islam disana yang telah memikul beban berat perjuangan
mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang Kristen. Ia dan
tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan
Castilia. Karena perpecahan dikalangan para raja muslim, Yusuf melangkah lebih
jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, para
penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja lemah. Pada tahun 1143 M,
kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan
digantikan oleh Dinasti Muwahhidun. Pada masa Dinasti Murabithun, saragossa
jatuh ketangan Kristen tepatnya tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri sepeninggal
Dinasti ini pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil tapi hanya
berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa Dinasti Muwahhidun yang
berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini.
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimana
kiprah dinasti murabithun dan muwahhidun sebagai negara agama di afrika?
2. Bagaimana
pengaruh Dinasti Murabithun dan Muwahhidun terhadap perkembangan Islam di
Afrika Utara?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Dinasti
Murabithun
1.
Proses berdiri dan
berkembang Dinasti Murabithun
Murabithun atau al-Murawiyah merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib.
Murabithun adalah Dinasti yang berasal dari Sahara dan menyebar di wilayah
Afrika Barat-Laut dan semenanjung Iberia selama abad ke-11. Dibawah Dinasti
Moor, kekaisaran ini terbentang dari Maroko, Sahara barat, Gibraltar, Tlemcen
(di Aljazair), Senegal, Mali, Spanyol dan Portugal.[1]
Nama Al-Murabithun (yang secara harfiah artinya orang-orang yang tinggal di
benteng tapal batas) berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka yang pada
awalnya mereka menempati ribat
(benteng) dimulut sungai Senegal.[2]
Asal-usul Dinasti ini dari Lantunah, salah satu dari suku sanhajah, mereka juga
disebut al-Mulassimun (orang-orang
yang bercadar).
Gerakan Murabithun ini dipelopori
Yahya bin Ibrahim Al-Jaddali, salah seorang kepala suku Lamtunah. Gerakan ini
dimulai sekembalinya dari perjalanan Ibadah Haji. Ia berjumpa dengan Abdullah
bin Yasin Al-Jazuli dan memintanya untuk mengajarkan ilmu Agama yang benar kepada
penduduk di tempat tinggal Yahya. Ini berkembang sangat cepat sehingga dapat
menghimpun sekitar 1000 orang pengikut.[3]
Selanjutnya, mereka melirik cara
lain dalam perkembangan ajaran yaitu dengan memasuki wilayah politik militer
dan kekuasaan serta mengangkat Yahya bin Umar sebagai panglima Militer. Mereka
melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Sahara Afrika (Sijilmash dan Wadi Dar’ah)
pada tahun 447 H/1055 M.[4]
Ketika Yahya bin Umar meninggal
dunia, jabatannya diganti oleh saudaranya Abu Bakar bin Umar, kemudian ia
menaklukkan daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah
dan selatan, selanjutnya menyerang suku Braghwata yang menganut paham bid’ah.
Wilayah selatan Maroko, negara Sus, Aghmat dan Breghwata dapat ditaklukkan
tahun 452 M.[5]
Dalam penyerangan ini Abdullah bin Yasin wafat (1059 M). Sejak saat itu Aabu
Bakar memegang kekuasaan secara penuh dan ia berhasil mengembangkannya, dan
dari sini pula diyakini sebagai awal dari sistem kesultanan.
Kemudian ia memperluas wilayah
karena berfikiran bahwa daerah masih sangat terlalu kecil untuk disebut sebuah
Dinasti/Kerajaan, maka dari itu ia dibantu oleh istrinya yang bernama Zaenah
yang terkenal cerdas serta ikut andil dalam memperluas wilayah kekuasaan
suaminya. Abu Bakar berhasil menaklukkan daerah Utara Atlas Tinggi dan
Marrakech (Maroko). Kemuadian ia mendapat berita bahwa buluguan, Raja kala dari
Bani Hammad mengadakan penyerangan ke Maghrib dengan melibatkan kaum Sanhaja.
Ia kembali ke Sanhaja untuk mendamaikan. Setelah berhasil mendamaikan, tahun
453 H ia menyerahkan kekuasaan kepada Yusuf bin Tasyfin, sedang ia sendiri
mengembara di Sahara sampai wafatnya tahun 480 H. Tahap Murabithun sebagai
Negara Agama secara formal dimulai saat Yusuf ibn Tasyfin memimpin Murabithun
dengan pemerintah layaknya sebuah Negara.
Pada tahun 1062 M, Yusuf mendirikan
ibu kota di Maroko. Dia berhasil menaklukkan Fez (1070 M) dan Tangier (1078 M).
Pada tahun 1080 – 1082 M , ia berhasil memperluas wilayah sampai ke Aljazair.
Dia mengangkat para pejabat Murabithun untuk menduduki jabatan Gubernur pada
wilayah taklukannya, sementara ia memerintah di Maroko.
Dinasti ini mengambil Marakesh
menjadi Ibukota Murabithun dengan kekuasaan meliputi wilayah Maroko hingga
Spanyol. Hubungan Dinasti dengan kekhalifahan Abbasiyah sangat erat bahkan
mereka sangat loyal terhadap krkhalifahan Abbasiyah dan tunduk pada kekuasaannya
dengan tidak memakai gelar Amir al-Mukminin yang merupakan gelar khalifah di
Baghdad. Menurut Yusuf ibn Tasyfin khalifah di Baghdad lah satu-satunya yang
berhak atas gelar itu. Hal ini disebabkan nasab mulia yang ada pada mereka
sebagai penguasa Mekah dan Madinah sedang Yusuf hanya sebatas juru dakwah
mereka.[6]
Sebagai negara atas dasar Agama,
Yusuf ibn Tasyfin yang memerintah 453-500 H tetap konsisten dalam berjihad
memberantas kemungkaran yang terjadi dikalangan internal kekuasaan Islam atau
peperangan yang dikobarkan oleh pihak Kristen. Dalam soal memberantas kemungkaran
internal masyarakat Islam, ketika melihat perilaku Muluk al-Thawaif yang
bermewah-mewah dengan harta yang diambil dari pajak memberatkan rakyat, Yusuf
menyarankan mereka untuk berbuat baik. Ketika mereka menolah, kecuali Ibn Ibad,
akhirnya Yusuf menyerang kota-kota mereka satu-persatu dan menguasai Andalusia
tahun 459 H tunduk pada pemerintahan Dinasti Murabithun di Afrika Utara. Sedang
perilaku politik negara Agama Murabithun yang dilakukan oleh Yusuf terhadap
orang Kristen adalah dengan melakukan penyerangan kepada mereka.[7] Yusuf
bin Tasfin meninggalkan Afrika pada tahun 1086 M. Konon wilayah kekuasaan Islam
di Andalusia pada masa-masa abad ke-11 itu nyaris direbut oleh Raja Alfonso VI
dari kerajaan Castilia. Maka beruntunglah pasukan tentara Musllim di Afrika
Utara, pimpinan Yusuf bin Tasyfin tadi yang diundang al-Mu’tamid bin Abbas,
Amir Cordoba, segera datang menyelamatkan wilayah itu.[8]
Dalam pertempuran hebat yang terjadi di Zallaqah pada 23 Oktober 1086, pasukan
tentara Islam (sekitar 20.000 orang) itu memukul mundur pasukan Castilia dan
memperoleh kemenangan besar atas Alfonso VI (Raja Castile Leon) dan Yusuf bin
Tasfin mendapat dukungan dari muluk al-Thawa’if dalam pertempuran di Zallaqah.[9]
Dari sini penaklukan Murabithun diteruskan ke Granada dan Malaga, setelah
diundang kembali untuk melawan Raja Kristen tahun 1088.
Ketika Yusuf bin Tasyfin meninggal
dunia, ia mewariskan kepada anaknya Abu Yusuf bin Tasyfin. Warisan itu berupa
kerajaan yang luas dan besar terdiri dari negeri-megeri Maghrib, bagian Afrika
dan Spanyol. Ali ibn Yusuf melanjutkan politik pendahulunya dan berhasil
mengalahkan anak Alfonso VI (1108 M). Kemudian ia ke Andalusia merampas
Talavera Dela Rein. Lambat laun dinasti al-Murabithun mengalami kemunduran dan
memperluas wilayah. Kemudian Ali mengalami kekalahan pertempuran di Cuhere
(1129 M). Kemudian ia mengangkat anaknya Tasyfin bin Ali menjadi Gubernur
Granada dan Almeria. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguatkan moral
kaum Murabithun untuk mempertahankan serangan daru Raja Alfaonso VII.
Dinasti al-Murabithun memegang
kekuasaan selama 90 tahun, dengan 6 orang penguasa. Dinasti al-Murabithun
berakhir ketika dikalahkan dinasti al-Muwahhidun yang dipimpin oleh Abdul
Mukmin dalam menaklukkan Maroko pada tahun 1147, yang ditandai dengan
terbunuhnya penguasa al-Murabithun yang terakhir Ishak bin Ali. Walaupun
sebelumnya tentara Kristen mulai bergerak memanfaatkan kelemahan Murabithun.
Namun demikian, hal ini terhenti dengan kedatangan gelombang lain kaum Muslim
di Afrika Utara, yaitu kaum Almohad atau dalam bahasa Arab al-Muwahhidun.
2.
Kemajuan yang dicapai
dinasti Murabithun
a. Filsafat
1.
Ibnu Bajjah karyanya
Tadbir al-Muyla wahis yang berisi tentang filsafat etika dan masalah-masalah
eskatologis
2.
Ibnu Thufail karyanya
Hay bin Yaqdzan
3.
Ibnu Rusyid karyanya
Bidayah al-Mujtahid
b. Sain
1.
Abbas bin Farmoy ahli
Kimia dan astronomi
2.
Ibrahim Yahya an-Naqas
ilmu astronomi
3.
Ahmad bin Abbad ilmu
obat-obatan
4.
Ummu Hasan binti Abi
Jakfar seorang ilmu kedokteran
c. Fiqih
Berkembangnya madzab
Maliki.[10]
3.
Kemunduran dan
kehancuran dinasti Murabithun
Faktor-faktor penyebab
runtuhnya pemerintah dinasti Murabithun
a. Lemahnya
disiplin tentara dan meraja lela korupsi yang melahirkan disintegrasi
b. Berubahnya
watak keras pembawaan Barbar menjadi lemah ketika memasuki kehidupan Maroko di
Andalusia yang mewah
c. Mereka
memasuki Andalus ketika kecemerlangan intelektual kalangan Arab telah mengganti
kesenangan berperang
d. Kontak
dengan peradaban sedang menurun dan tidak siap mengadakan asimilasi
e. Dikalahkan
oleh dinasti dari rumpung keluarganya sendiri, al-Muwahhidun.[11]
Sedangkan menurut Abdul Hamid,
sebagaimana yang dikutip oleh Taufiqurrahman, kehancuran Murabithun disebabkan
:
a. Ketidaksukaan
sekelompok kalangan terdidik dari Andalusia terhadap pemerintah Murabithun yang
dianggap keras, bodoh, tidak bisa memahammi sastra budaya, menolak filsafat dan
kalam, dan hanya menggunakan fiqih dan tafsir. Sifat inilah yang menyulut
kebencian orang-orang Andalusia.
b. Murabithun
tidak bisa mempertahankan sikap keberanian, kekuatan, dan kefanatikan pada
Agama. Hal ini dapat dilihat setelah 20 tahun menguasai Andalusia mereka
menjadi pemalas, pemabuk, dan penguasanya bergelimang dengan kecantikan wanita.[12]
B. Dinasti
Muwahhidun
1. Proses
berdiri dan berkembangnya Dinasti Muwahhidun (524-667 H / 1130-1269 M)
Hal-hal yang melatar belakangi
terbentuknya Dinasti Muwahhidun.
a.
Adanya protes terhadap
Madhab Maliki yang kaku, konservatif dan legalistic yang berkembang di Afrika
Utara berkat dakwah Dinasti Murabithun. Adanya respon terhadap kehidupan sosial
yang mengalami kerusakan sejak masa akhir Dinasti Murabithun.[13]
b.
Prinsip Tauhid yang
memerangi faham Tajsim yang menganggap Tuhan mempunyai bentuk (antropomorfisme)
karena hal ini bertentangan dengan ayat al-Qur’an dan harus difahami seperti
adanya.[14]
c.
Kemunculan Dinasti ini
berawal dari gerakan dakwah Agama yang beralih menjadi kekuatan Politik dan
reformasi sosial.[15]
Sama halnya dengan dinasti
Murabithun yang mulai propagandanya di bidang keagamaan. Atau setidak-tidaknya
menjadikan Agama sebagi dasar gerakan tersebut. pelopor dan sekaligus sebagai
pendiri adalah Muhammad ibn Tumart yang lahir di Atlas tahun 1082 M.[16]
Dia berasal dari suku Masmudah pegunungan Atlas Maroko. Dia merupakan seorang
pengelana yang haus ilmu pengetahuan. Dia belajar dari satu tempat ke tempat
lain, mulai dari Cordoba, Alexandaria, Mekkah dan akhirnya di Baghdad.
Stelah kembali dari perantauannya di
Maroko, ibn Tumart mulai mengadakan propaganda pembaruan terhadap Tradisi Islam
yang dogmatis kepada pentauhidan yang mruni dan tegas. Sebutan yang diberikan
kepada pengikutnya adalah al-Muwahhidun yang berarti penegak ke Esaan Tuhan.
Dalam bidang teologi ia berfaham al-Asy’ariah, sedangkan dalam bidang tasawwuf
ia memilih paham yang dikembangkan oleh Imam al-Gazali, dan bidang fiqih ia
menganut madzhab Maliki. Ibn Tumart sangat keras dan terkadang kasar dalam
menanamkan moral dan kepercayaan Agama, ia pernah memukul saudara perempuan
dari Gubernur Dinasti Murabithun di kota Fez karena tidak mengenakan kerudung.
Gerakan Muwahhidun semakin lama
semakin banyak pengikutnya di Aghmat. Ibn Tumart berhasil memikat suku Barber
Atlas. Suku itu sebelumnya sudah memeluk Agama Islam tapi sangat minim
pengetahuan terhadap Islam. Dari gerakan keagamaan kemudian berubah menjadi
gerakan politik, dan para pengikutnya menyebutnya sebagai Imam Mahdi. Gerakan
ini semakin sukses karena di bantu oleh Abdul Muin, orang yang ahli dalam hal
strategi militer. Di kota Tin Malal (Tinmal) mendirikan Masjid sebagai pusat
pengajaran dan propagannya, dan di kota ini pada tahun 1121 M dijadikan sebagai
ibu kota pertama al-Muwahhidun.
Setelah Ibn Tumart meninggal dunia
pada tahun 1130 M gerakan ini dipimpin oleh Abdul Mu’min yang kemudian
menggunakan gelar Khalifah bagi dirinya. Dia berhasil menaklukkan, menguasai
kerajaan Hammiyah di Bejaya, Ziridiyah di Ifriqiyah, Teluk Sidra, dinasti
Murabithun dan ibu kotanya Marrakesh (Maroko) Afrika Utara pada Tahun 1147 M,
padang pasir Libya tahun 1149 M. Pada tahun 1170 M dia melakukan ekspansi ke
Spanyol dan berhasil menguasainya. Kemudian dia menjadikan Seville sebagai ibu
kota dinasti Muwahhidun.
2.
Kemajuan yang dicapai
pada masa Dinasti Muwahhidun
a. Politik
Berhasil menguasai
daerah kepulauan Samudra Atlantik hingga Mesir dan Andalusia
b. Ekonomi
1) Pada
tahun 1154 M mengadakan perjanjian dengan Genoa
2) Pada
tahun 1157 M mengajakan perjanjian dengan pisa yang berisi tentang perdagangan
serta izin mendirikan bangunan gedung, kantor luji, dan pemungutan pajak.
c. Arsitektur
Beberapa arsitektur
yang telah dibangun, misalnya Geralda, menara pada Masjid Jami’ di Seville, dan
Menara al-Kuhdiah yang megah di Maroko serta menara Hasan di Rahath.
d. Ilmu
pengetahuan dan Filsafat
a. Ibrohim
bin Malik (Ibnu Mulkum), pakar al-Qur’an dan Nahwu
b. Alhafidz
Abu Bakar bin Aljad, ahli Fiqih
c. Ibnu
Tufail dan Ibnu Rusyid, pakar Filosof muslim kenamaan.[17]
3.
Kemunduran dan
kehancuran dinasti Muwahhidun
Adapun faktor
kemunduran tersebut antara lain disebabkan sebagai berikut b:
a. Perbuatan
tahta di kalangan keluarga kerajaan
b. Melemahnya
kontrol terhadap penguasa daerah
c. Mengundurnya
tradisi disiplin.
d. Memudarnya
keyakinan Ibn Tumart, bahkan namanya tidak disebut lagi dalam dokumen Negara.
e. Menguatnya
kelompok dan raja-raja Kristen Andalusia dan lain-lain.[18]
C. Pengaruh
Dinasti Murabithun dan Muwahhidun terhadap perkembangan Islam di Afrika Utara
Kemudian dilihat dari segi pengaruh Dinasti Murabithun
dan Muwahhidun di Afrika Utara, Dinasti ini mempunyai pengaruh karena para
pemimpin pada saat itu melakukan beberapa hal, diantaranya:
a.
Dengan mulai
mengajarkan Agama setelah pulang Haji dan dapat menghimpun sekitar 1000 orang
pengikut ysng di bawa naungan Yahya bin Ibrahim serorang pelopor gerakan
Murabithun.
b.
Mereka mempengaruhi
dengan cara memasuki wilayah politik militer dan mengangkat Yahya sebagai
panglima militer dan mereka banyak
melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Afrika.
c.
Mereka menyerang suku
braghwata yang menganut paham Bid’ah yang dipimpin oleh Abu Bakar bin Umar
d.
Berjihad memberantas
kemungkaran internal kekuasaan masyarakat Islam yang dikobarkan oleh pihak
Kristen.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Murabithun atau Al–Murawiyah merupakan salah satu Dinasti
Islam yang berkuasa di Maghrib. Nama Al-Murabithun berkaitan dengan nama tempat
tinggal mereka yang pada awalnya mereka menempati Ribat (sejenis surau).
Asal-usul dinasi ini dari Lemtuna, salahsatu dari suku Sanhaja, Mereka juga
disebut al-Mulassimun (orang-orang bercadar).
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin dan komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Wadi Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang dikuasai oleh Mas’ud bin Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia, jabatannya diganti oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan.
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin dan komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Wadi Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang dikuasai oleh Mas’ud bin Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia, jabatannya diganti oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan.
Muwahhiddun merupakan Dinasti Islam yang pernah berjaya
di Afrika Utara selama lebih satu abad. Didirikan oleh Muhammad bin Tummart.
Ibn Tumart menamakan gerakannya dengan Muwahhiddun, karena gerakan ini
bertujuan untuk menegakkan tauhid (Keesaan Allah), menolak segala bentuk
pemahaman anthropormofisme (Tajsim) yang dianut oleh Murabithun. Karena itu
semangat perjuangan Ibn Tumart adalah menghancurkan kekuatan Murabhitun. Pada
tahun 1129 M, di bawah komando Abu Muhammad Al Basyir, kaum Muwahidun menyerang
ibu kota Murabithun. Peristiwa itu terkenal dengan nama perang Buhairah. Dalam
perang itu Muwahhidun kalah dan mengakibatkan meninggalnya Ibn Tumart. Pada
tahun 1163 M, Abdul Mun’im bin ‘Ali diangkat sebagai pemimpin menggantikan Ibn
Tumart.
Kemudian dilihat dari segi pengaruh Dinasti Murabithun
dan Muwahhidun di Afrika Utara, Dinasti ini mempunyai pengaruh karena para
pemimpin pada saat itu melakukan beberapa hal, diantaranya:
e.
Dengan mulai
mengajarkan Agama setelah pulang Haji dan dapat menghimpun sekitar 1000 orang
pengikut ysng di bawa naungan Yahya bin Ibrahim serorang pelopor gerakan
Murabithun.
f.
Mereka mempengaruhi
dengan cara memasuki wilayah politik militer dan mengangkat Yahya sebagai
panglima militer dan mereka banyak
melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Afrika.
g.
Mereka menyerang suku
braghwata yang menganut paham Bid’ah yang dipimpin oleh Abu Bakar bin Umar
h.
Berjihad memberantas
kemungkaran internal kekuasaan masyarakat Islam yang dikobarkan oleh pihak
Kristen.
2.
Saran
Kami sangat mengharapkan saran dari
teman-teman khususnya kepada bapak dosen selaku pemandu mata kuliah untuk bisa memluruskan
dan meperbaiki atas segala kekurangan dari makalah ini
Daftar Pustaka
Http://id.
Wikipedia. Dinasti Murabithun
C.E.
Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, Bandung:
Mizan, 1993
Amin,
Syamsul Munir, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Amzah, 2009
Abdurrahman,
Dudung dkk, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta:
Lesfi, 2009
Taufiqurrahman,
Sejarah Social Politik Masyarakat Islam,
Surabaya: Pustaka Islamika, 2003
Http: //kita
bercerita. Wordpress. Com/2009/10/30/Perkembangan
Islam di Spanyol.
Http:
//dheo-education. Blogspot. Com/2008/07
Dinasti Murabithun dan Muwahhidun.
Html
http://
solikahspt. Blogspot. Com /2011-01-01 archive. Html
Moh.
Nur Hakim. Sejarah dan Peradaban Islam.
Malang : UMM pres, 2004
Thohir,
Ajib, Perkembangan Peradaban di kawasan
Dunia Islam: melacak akar-akar sejarah, sosial, politik, dan Budaya Umat
Islam, Jakarta:Logos, 2007
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta: Kencana, 2011, cet.
Ke-4
[2] C.E. Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam, (Bandung: Mizan,
1993), h 50.
[3] Syamsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:
Amzah, 2009), h 268.
[4] Dudung Abdurrahman,dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta:
Lesfi, 2009), h 227.
[5] Taufiqurrahman, Sejarah Social Politik Masyarakat Islam,
(Surabaya: Pustaka Islamika, 2003), h 168.
[6]
Ibid, h 169
[12] Taufiqurrahman,
h 171
[14] Syamsul
Munir Amin. Sejarah dan Peradaban Islam.
(Jakarta : Amzah, 2009), h 270-271
[15] Moh. Nur Hakim. Sejarah dan
Peradaban Islam. (Malang : UMM pres, 2004), h 153
[16] Dudung Abdurrahman, h 228
[17] Ajib
Thohir, Perkembangan Peradaban di kawasan
Dunia Islam: melacak akar-akar sejarah, sosial, politik, dan Budaya Umat
Islam, (Jakarta:Logos, 2007), h 112-114
[18] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta:
Kencana, 2011), cet. Ke-4, h 140
Tidak ada komentar:
Posting Komentar