AKAN SELALU ADA JALAN BAGI YANG MAU BERBUAT

Safaruddinufe1121@gmail.com

TRANSLATE



JapaneseGermanEnglishFrenchSpainChinese SimplifiedArabicRussian

Translate

visitor

Jumat, 22 November 2013

DINASTI murabithun dan muwahhidun

BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar belakang

            Sejak pertama kalai menginjakkan kaki di tanah Andalusia (Spanyol), masa penaklukan Islam oleh Thariq bin Ziad hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan sangat besar. Pada priode ini, daulah Umayyah Spanyol mencapai puncaknya menyaingi Daulah Abbasiyah di Bagdad. Apalagi ketika telah didirikannya Unversitas Cordova, perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku, pembangunan kota berlangsung cepat dan rakyat dapat menikmati kemakmuran dan kesejehteraan. Maka banyaklah para pencari ilmu pengetahuan memperdalam ilmu mereka di Andalusia terutama bangsa-bangsa Eropa.
Masa tersebut dikenal sebagai masa Daulah Umayyah II. Masa tersebut berlangsung lebih kurang tujuh setengah abad lamanya. Dalam kurun waktu 750 tahun tersebut. pada masa Islam di Andalusia ini, tentulah banyak hal yang bisa disumbangkan Isla dalam wilayah tersebut. sehingga kalau saat ini kita berada di Spanyol kita akan melihat masih banyak peninggalan-peninggalan bersejarah Islam yang terdapat disana.
Sehingga ketika umat Islam di Spanyol memasuki masa disintegrasi masih terdapat terdapat kekutan besar yang dominan, yaitu dinasti Murabithun dan dinasti Muwahhidun. Meskipun dua dinasti ini pada mulanya merupakan gerakan keagamaan akhirnya menjadi suatu gerakan yang berbentuk pasukan dan berhasil menguasai beberapa daerah Andalusia yang telah dikuasai Kristen.
Meskipun di akhir pemerintahannya daerah-daerah yang mereka kuasai tersebut pada akhirnya kembali dikuasai oleh Pihak Kristen kecuali Granada, yang kelak nantinya berada di bawah dinasti bani Ahmar.
Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-peguasa Islam disana yang telah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan dikalangan para raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, para penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh Dinasti Muwahhidun. Pada masa Dinasti Murabithun, saragossa jatuh ketangan Kristen tepatnya tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri sepeninggal Dinasti ini pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa Dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini.

B.       Rumusan masalah
1.    Bagaimana kiprah dinasti murabithun dan muwahhidun sebagai negara agama di afrika?
2.    Bagaimana pengaruh Dinasti Murabithun dan Muwahhidun terhadap perkembangan Islam di Afrika Utara?













BAB II
PEMBAHASAN

A.      Dinasti Murabithun
1.        Proses berdiri dan berkembang Dinasti Murabithun
            Murabithun atau al-Murawiyah merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Murabithun adalah Dinasti yang berasal dari Sahara dan menyebar di wilayah Afrika Barat-Laut dan semenanjung Iberia selama abad ke-11. Dibawah Dinasti Moor, kekaisaran ini terbentang dari Maroko, Sahara barat, Gibraltar, Tlemcen (di Aljazair), Senegal, Mali, Spanyol dan Portugal.[1] Nama Al-Murabithun (yang secara harfiah artinya orang-orang yang tinggal di benteng tapal batas) berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka yang pada awalnya mereka menempati ribat (benteng) dimulut sungai Senegal.[2] Asal-usul Dinasti ini dari Lantunah, salah satu dari suku sanhajah, mereka juga disebut al-Mulassimun (orang-orang yang bercadar).
            Gerakan Murabithun ini dipelopori Yahya bin Ibrahim Al-Jaddali, salah seorang kepala suku Lamtunah. Gerakan ini dimulai sekembalinya dari perjalanan Ibadah Haji. Ia berjumpa dengan Abdullah bin Yasin Al-Jazuli dan memintanya untuk mengajarkan ilmu Agama yang benar kepada penduduk di tempat tinggal Yahya. Ini berkembang sangat cepat sehingga dapat menghimpun sekitar 1000 orang pengikut.[3]
            Selanjutnya, mereka melirik cara lain dalam perkembangan ajaran yaitu dengan memasuki wilayah politik militer dan kekuasaan serta mengangkat Yahya bin Umar sebagai panglima Militer. Mereka melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Sahara Afrika (Sijilmash dan Wadi Dar’ah) pada tahun 447 H/1055 M.[4]
            Ketika Yahya bin Umar meninggal dunia, jabatannya diganti oleh saudaranya Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan, selanjutnya menyerang suku Braghwata yang menganut paham bid’ah. Wilayah selatan Maroko, negara Sus, Aghmat dan Breghwata dapat ditaklukkan tahun 452 M.[5] Dalam penyerangan ini Abdullah bin Yasin wafat (1059 M). Sejak saat itu Aabu Bakar memegang kekuasaan secara penuh dan ia berhasil mengembangkannya, dan dari sini pula diyakini sebagai awal dari sistem kesultanan.
            Kemudian ia memperluas wilayah karena berfikiran bahwa daerah masih sangat terlalu kecil untuk disebut sebuah Dinasti/Kerajaan, maka dari itu ia dibantu oleh istrinya yang bernama Zaenah yang terkenal cerdas serta ikut andil dalam memperluas wilayah kekuasaan suaminya. Abu Bakar berhasil menaklukkan daerah Utara Atlas Tinggi dan Marrakech (Maroko). Kemuadian ia mendapat berita bahwa buluguan, Raja kala dari Bani Hammad mengadakan penyerangan ke Maghrib dengan melibatkan kaum Sanhaja. Ia kembali ke Sanhaja untuk mendamaikan. Setelah berhasil mendamaikan, tahun 453 H ia menyerahkan kekuasaan kepada Yusuf bin Tasyfin, sedang ia sendiri mengembara di Sahara sampai wafatnya tahun 480 H. Tahap Murabithun sebagai Negara Agama secara formal dimulai saat Yusuf ibn Tasyfin memimpin Murabithun dengan pemerintah layaknya sebuah Negara.
            Pada tahun 1062 M, Yusuf mendirikan ibu kota di Maroko. Dia berhasil menaklukkan Fez (1070 M) dan Tangier (1078 M). Pada tahun 1080 – 1082 M , ia berhasil memperluas wilayah sampai ke Aljazair. Dia mengangkat para pejabat Murabithun untuk menduduki jabatan Gubernur pada wilayah taklukannya, sementara ia memerintah di Maroko.
            Dinasti ini mengambil Marakesh menjadi Ibukota Murabithun dengan kekuasaan meliputi wilayah Maroko hingga Spanyol. Hubungan Dinasti dengan kekhalifahan Abbasiyah sangat erat bahkan mereka sangat loyal terhadap krkhalifahan Abbasiyah dan tunduk pada kekuasaannya dengan tidak memakai gelar Amir al-Mukminin yang merupakan gelar khalifah di Baghdad. Menurut Yusuf ibn Tasyfin khalifah di Baghdad lah satu-satunya yang berhak atas gelar itu. Hal ini disebabkan nasab mulia yang ada pada mereka sebagai penguasa Mekah dan Madinah sedang Yusuf hanya sebatas juru dakwah mereka.[6]
            Sebagai negara atas dasar Agama, Yusuf ibn Tasyfin yang memerintah 453-500 H tetap konsisten dalam berjihad memberantas kemungkaran yang terjadi dikalangan internal kekuasaan Islam atau peperangan yang dikobarkan oleh pihak Kristen. Dalam soal memberantas kemungkaran internal masyarakat Islam, ketika melihat perilaku Muluk al-Thawaif yang bermewah-mewah dengan harta yang diambil dari pajak memberatkan rakyat, Yusuf menyarankan mereka untuk berbuat baik. Ketika mereka menolah, kecuali Ibn Ibad, akhirnya Yusuf menyerang kota-kota mereka satu-persatu dan menguasai Andalusia tahun 459 H tunduk pada pemerintahan Dinasti Murabithun di Afrika Utara. Sedang perilaku politik negara Agama Murabithun yang dilakukan oleh Yusuf terhadap orang Kristen adalah dengan melakukan penyerangan kepada mereka.[7] Yusuf bin Tasfin meninggalkan Afrika pada tahun 1086 M. Konon wilayah kekuasaan Islam di Andalusia pada masa-masa abad ke-11 itu nyaris direbut oleh Raja Alfonso VI dari kerajaan Castilia. Maka beruntunglah pasukan tentara Musllim di Afrika Utara, pimpinan Yusuf bin Tasyfin tadi yang diundang al-Mu’tamid bin Abbas, Amir Cordoba, segera datang menyelamatkan wilayah itu.[8] Dalam pertempuran hebat yang terjadi di Zallaqah pada 23 Oktober 1086, pasukan tentara Islam (sekitar 20.000 orang) itu memukul mundur pasukan Castilia dan memperoleh kemenangan besar atas Alfonso VI (Raja Castile Leon) dan Yusuf bin Tasfin mendapat dukungan dari muluk al-Thawa’if dalam pertempuran di Zallaqah.[9] Dari sini penaklukan Murabithun diteruskan ke Granada dan Malaga, setelah diundang kembali untuk melawan Raja Kristen tahun 1088.
            Ketika Yusuf bin Tasyfin meninggal dunia, ia mewariskan kepada anaknya Abu Yusuf bin Tasyfin. Warisan itu berupa kerajaan yang luas dan besar terdiri dari negeri-megeri Maghrib, bagian Afrika dan Spanyol. Ali ibn Yusuf melanjutkan politik pendahulunya dan berhasil mengalahkan anak Alfonso VI (1108 M). Kemudian ia ke Andalusia merampas Talavera Dela Rein. Lambat laun dinasti al-Murabithun mengalami kemunduran dan memperluas wilayah. Kemudian Ali mengalami kekalahan pertempuran di Cuhere (1129 M). Kemudian ia mengangkat anaknya Tasyfin bin Ali menjadi Gubernur Granada dan Almeria. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguatkan moral kaum Murabithun untuk mempertahankan serangan daru Raja Alfaonso VII.
            Dinasti al-Murabithun memegang kekuasaan selama 90 tahun, dengan 6 orang penguasa. Dinasti al-Murabithun berakhir ketika dikalahkan dinasti al-Muwahhidun yang dipimpin oleh Abdul Mukmin dalam menaklukkan Maroko pada tahun 1147, yang ditandai dengan terbunuhnya penguasa al-Murabithun yang terakhir Ishak bin Ali. Walaupun sebelumnya tentara Kristen mulai bergerak memanfaatkan kelemahan Murabithun. Namun demikian, hal ini terhenti dengan kedatangan gelombang lain kaum Muslim di Afrika Utara, yaitu kaum Almohad atau dalam bahasa Arab al-Muwahhidun.

2.        Kemajuan yang dicapai dinasti Murabithun
a.    Filsafat
1.         Ibnu Bajjah karyanya Tadbir al-Muyla wahis yang berisi tentang filsafat etika dan masalah-masalah eskatologis
2.         Ibnu Thufail karyanya Hay bin Yaqdzan
3.         Ibnu Rusyid karyanya Bidayah al-Mujtahid
b.    Sain
1.         Abbas bin Farmoy ahli Kimia dan astronomi
2.         Ibrahim Yahya an-Naqas ilmu astronomi
3.         Ahmad bin Abbad ilmu obat-obatan
4.         Ummu Hasan binti Abi Jakfar seorang ilmu kedokteran
c.    Fiqih
Berkembangnya madzab Maliki.[10]

3.        Kemunduran dan kehancuran dinasti Murabithun
Faktor-faktor penyebab runtuhnya pemerintah dinasti Murabithun
a.    Lemahnya disiplin tentara dan meraja lela korupsi yang melahirkan disintegrasi
b.    Berubahnya watak keras pembawaan Barbar menjadi lemah ketika memasuki kehidupan Maroko di Andalusia yang mewah
c.    Mereka memasuki Andalus ketika kecemerlangan intelektual kalangan Arab telah mengganti kesenangan berperang
d.   Kontak dengan peradaban sedang menurun dan tidak siap mengadakan asimilasi
e.    Dikalahkan oleh dinasti dari rumpung keluarganya sendiri, al-Muwahhidun.[11]

            Sedangkan menurut Abdul Hamid, sebagaimana yang dikutip oleh Taufiqurrahman, kehancuran Murabithun disebabkan :
a.    Ketidaksukaan sekelompok kalangan terdidik dari Andalusia terhadap pemerintah Murabithun yang dianggap keras, bodoh, tidak bisa memahammi sastra budaya, menolak filsafat dan kalam, dan hanya menggunakan fiqih dan tafsir. Sifat inilah yang menyulut kebencian orang-orang Andalusia.
b.    Murabithun tidak bisa mempertahankan sikap keberanian, kekuatan, dan kefanatikan pada Agama. Hal ini dapat dilihat setelah 20 tahun menguasai Andalusia mereka menjadi pemalas, pemabuk, dan penguasanya bergelimang dengan kecantikan wanita.[12]

B.       Dinasti Muwahhidun
1.    Proses berdiri dan berkembangnya Dinasti Muwahhidun (524-667 H / 1130-1269 M)
          Hal-hal yang melatar belakangi terbentuknya Dinasti Muwahhidun.
a.         Adanya protes terhadap Madhab Maliki yang kaku, konservatif dan legalistic yang berkembang di Afrika Utara berkat dakwah Dinasti Murabithun. Adanya respon terhadap kehidupan sosial yang mengalami kerusakan sejak masa akhir Dinasti Murabithun.[13]
b.        Prinsip Tauhid yang memerangi faham Tajsim yang menganggap Tuhan mempunyai bentuk (antropomorfisme) karena hal ini bertentangan dengan ayat al-Qur’an dan harus difahami seperti adanya.[14]
c.         Kemunculan Dinasti ini berawal dari gerakan dakwah Agama yang beralih menjadi kekuatan Politik dan reformasi sosial.[15]

            Sama halnya dengan dinasti Murabithun yang mulai propagandanya di bidang keagamaan. Atau setidak-tidaknya menjadikan Agama sebagi dasar gerakan tersebut. pelopor dan sekaligus sebagai pendiri adalah Muhammad ibn Tumart yang lahir di Atlas tahun 1082 M.[16] Dia berasal dari suku Masmudah pegunungan Atlas Maroko. Dia merupakan seorang pengelana yang haus ilmu pengetahuan. Dia belajar dari satu tempat ke tempat lain, mulai dari Cordoba, Alexandaria, Mekkah dan akhirnya di Baghdad.
            Stelah kembali dari perantauannya di Maroko, ibn Tumart mulai mengadakan propaganda pembaruan terhadap Tradisi Islam yang dogmatis kepada pentauhidan yang mruni dan tegas. Sebutan yang diberikan kepada pengikutnya adalah al-Muwahhidun yang berarti penegak ke Esaan Tuhan. Dalam bidang teologi ia berfaham al-Asy’ariah, sedangkan dalam bidang tasawwuf ia memilih paham yang dikembangkan oleh Imam al-Gazali, dan bidang fiqih ia menganut madzhab Maliki. Ibn Tumart sangat keras dan terkadang kasar dalam menanamkan moral dan kepercayaan Agama, ia pernah memukul saudara perempuan dari Gubernur Dinasti Murabithun di kota Fez karena tidak mengenakan kerudung.
            Gerakan Muwahhidun semakin lama semakin banyak pengikutnya di Aghmat. Ibn Tumart berhasil memikat suku Barber Atlas. Suku itu sebelumnya sudah memeluk Agama Islam tapi sangat minim pengetahuan terhadap Islam. Dari gerakan keagamaan kemudian berubah menjadi gerakan politik, dan para pengikutnya menyebutnya sebagai Imam Mahdi. Gerakan ini semakin sukses karena di bantu oleh Abdul Muin, orang yang ahli dalam hal strategi militer. Di kota Tin Malal (Tinmal) mendirikan Masjid sebagai pusat pengajaran dan propagannya, dan di kota ini pada tahun 1121 M dijadikan sebagai ibu kota pertama al-Muwahhidun.
            Setelah Ibn Tumart meninggal dunia pada tahun 1130 M gerakan ini dipimpin oleh Abdul Mu’min yang kemudian menggunakan gelar Khalifah bagi dirinya. Dia berhasil menaklukkan, menguasai kerajaan Hammiyah di Bejaya, Ziridiyah di Ifriqiyah, Teluk Sidra, dinasti Murabithun dan ibu kotanya Marrakesh (Maroko) Afrika Utara pada Tahun 1147 M, padang pasir Libya tahun 1149 M. Pada tahun 1170 M dia melakukan ekspansi ke Spanyol dan berhasil menguasainya. Kemudian dia menjadikan Seville sebagai ibu kota dinasti Muwahhidun.
2.        Kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Muwahhidun
a.    Politik
Berhasil menguasai daerah kepulauan Samudra Atlantik hingga Mesir dan Andalusia
b.    Ekonomi
1)   Pada tahun 1154 M mengadakan perjanjian dengan Genoa
2)   Pada tahun 1157 M mengajakan perjanjian dengan pisa yang berisi tentang perdagangan serta izin mendirikan bangunan gedung, kantor luji, dan pemungutan pajak.
c.    Arsitektur
Beberapa arsitektur yang telah dibangun, misalnya Geralda, menara pada Masjid Jami’ di Seville, dan Menara al-Kuhdiah yang megah di Maroko serta menara Hasan di Rahath.
d.   Ilmu pengetahuan dan Filsafat
a.   Ibrohim bin Malik (Ibnu Mulkum), pakar al-Qur’an dan Nahwu
b.   Alhafidz Abu Bakar bin Aljad, ahli Fiqih
c.   Ibnu Tufail dan Ibnu Rusyid, pakar Filosof muslim kenamaan.[17]     
3.        Kemunduran dan kehancuran dinasti Muwahhidun
Adapun faktor kemunduran tersebut antara lain disebabkan sebagai berikut b:
a.    Perbuatan tahta di kalangan keluarga kerajaan
b.    Melemahnya kontrol terhadap penguasa daerah
c.    Mengundurnya tradisi disiplin.
d.   Memudarnya keyakinan Ibn Tumart, bahkan namanya tidak disebut lagi dalam dokumen Negara.
e.    Menguatnya kelompok dan raja-raja Kristen Andalusia dan lain-lain.[18]
C.       Pengaruh Dinasti Murabithun dan Muwahhidun terhadap perkembangan Islam di Afrika Utara
            Kemudian dilihat dari segi pengaruh Dinasti Murabithun dan Muwahhidun di Afrika Utara, Dinasti ini mempunyai pengaruh karena para pemimpin pada saat itu melakukan beberapa hal, diantaranya:
a.         Dengan mulai mengajarkan Agama setelah pulang Haji dan dapat menghimpun sekitar 1000 orang pengikut ysng di bawa naungan Yahya bin Ibrahim serorang pelopor gerakan Murabithun.
b.        Mereka mempengaruhi dengan cara memasuki wilayah politik militer dan mengangkat Yahya sebagai panglima militer  dan mereka banyak melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Afrika.
c.         Mereka menyerang suku braghwata yang menganut paham Bid’ah yang dipimpin oleh Abu Bakar bin Umar
d.        Berjihad memberantas kemungkaran internal kekuasaan masyarakat Islam yang dikobarkan oleh pihak Kristen.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan dan Saran
1.        Kesimpulan
            Murabithun atau Al–Murawiyah merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Nama Al-Murabithun berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka yang pada awalnya mereka menempati Ribat (sejenis surau). Asal-usul dinasi ini dari Lemtuna, salahsatu dari suku Sanhaja, Mereka juga disebut al-Mulassimun (orang-orang bercadar).
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin dan komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Wadi Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang dikuasai oleh Mas’ud bin Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia, jabatannya diganti oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan.
            Muwahhiddun merupakan Dinasti Islam yang pernah berjaya di Afrika Utara selama lebih satu abad. Didirikan oleh Muhammad bin Tummart. Ibn Tumart menamakan gerakannya dengan Muwahhiddun, karena gerakan ini bertujuan untuk menegakkan tauhid (Keesaan Allah), menolak segala bentuk pemahaman anthropormofisme (Tajsim) yang dianut oleh Murabithun. Karena itu semangat perjuangan Ibn Tumart adalah menghancurkan kekuatan Murabhitun. Pada tahun 1129 M, di bawah komando Abu Muhammad Al Basyir, kaum Muwahidun menyerang ibu kota Murabithun. Peristiwa itu terkenal dengan nama perang Buhairah. Dalam perang itu Muwahhidun kalah dan mengakibatkan meninggalnya Ibn Tumart. Pada tahun 1163 M, Abdul Mun’im bin ‘Ali diangkat sebagai pemimpin menggantikan Ibn Tumart.
            Kemudian dilihat dari segi pengaruh Dinasti Murabithun dan Muwahhidun di Afrika Utara, Dinasti ini mempunyai pengaruh karena para pemimpin pada saat itu melakukan beberapa hal, diantaranya:
e.         Dengan mulai mengajarkan Agama setelah pulang Haji dan dapat menghimpun sekitar 1000 orang pengikut ysng di bawa naungan Yahya bin Ibrahim serorang pelopor gerakan Murabithun.
f.         Mereka mempengaruhi dengan cara memasuki wilayah politik militer dan mengangkat Yahya sebagai panglima militer  dan mereka banyak melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Afrika.
g.        Mereka menyerang suku braghwata yang menganut paham Bid’ah yang dipimpin oleh Abu Bakar bin Umar
h.        Berjihad memberantas kemungkaran internal kekuasaan masyarakat Islam yang dikobarkan oleh pihak Kristen.
  
2.        Saran
            Kami sangat mengharapkan saran dari teman-teman khususnya kepada bapak dosen selaku pemandu mata kuliah untuk bisa memluruskan dan meperbaiki atas segala kekurangan dari makalah ini











Daftar Pustaka
Http://id. Wikipedia. Dinasti Murabithun
C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, Bandung: Mizan, 1993
Amin, Syamsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009
Abdurrahman, Dudung dkk, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Lesfi, 2009
Taufiqurrahman, Sejarah Social Politik Masyarakat Islam, Surabaya: Pustaka Islamika, 2003

Http: //kita bercerita. Wordpress. Com/2009/10/30/Perkembangan Islam di Spanyol.
Http: //dheo-education. Blogspot. Com/2008/07 Dinasti Murabithun dan Muwahhidun. Html 
http:// solikahspt. Blogspot. Com /2011-01-01 archive. Html
Moh. Nur Hakim. Sejarah dan Peradaban Islam. Malang : UMM pres, 2004
Thohir, Ajib, Perkembangan Peradaban di kawasan Dunia Islam: melacak akar-akar sejarah, sosial, politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta:Logos, 2007
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta: Kencana, 2011, cet.
Ke-4



[1]Http://id. Wikipedia. Dinasti Murabithun. Diakses 2 Nopember 2013.
[2] C.E. Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam, (Bandung: Mizan, 1993), h 50.
[3] Syamsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), h 268.
[4] Dudung Abdurrahman,dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Lesfi, 2009), h 227.
[5] Taufiqurrahman, Sejarah Social Politik Masyarakat Islam, (Surabaya: Pustaka Islamika, 2003), h 168.
[6] Ibid, h 169
[7] Ibid, h 170.
[8] Http: //kita bercerita. Wordpress. Com/2009/10/30/Perkembangan Islam di Spanyol.
[9] Http: //dheo-education. Blogspot. Com/2008/07 Dinasti Murabithun dan Muwahhidun. Html 
[10]   Taufiqurrahman, h 169.
[11]  http:// solikahspt. Blogspot. Com /2011-01-01 archive. Html
[12]  Taufiqurrahman, h 171
[13]   G.E. Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam. (Bandung : PT Mizan), h 52
[14]    Syamsul Munir Amin. Sejarah dan Peradaban Islam. (Jakarta : Amzah, 2009), h 270-271
[15]    Moh. Nur Hakim. Sejarah dan Peradaban Islam. (Malang : UMM pres, 2004), h 153
[16]    Dudung Abdurrahman, h 228
[17] Ajib Thohir, Perkembangan Peradaban di kawasan Dunia Islam: melacak akar-akar sejarah, sosial, politik, dan Budaya Umat Islam, (Jakarta:Logos, 2007), h 112-114 
[18] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. Ke-4, h 140

Tidak ada komentar:

Posting Komentar