AKAN SELALU ADA JALAN BAGI YANG MAU BERBUAT

Safaruddinufe1121@gmail.com

TRANSLATE



JapaneseGermanEnglishFrenchSpainChinese SimplifiedArabicRussian

Translate

visitor

Sabtu, 02 November 2013

TEORI-TEORI BELAJAR





A.           Pegertian Teori Belajar
Teori adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam suatu proses pelajaran . Berarti teori-teori belajar adalah cara-cara yang di gunakan untuk memahami tingka individu yang relative menetapa sebagai hasil penganlaman dan interaksi degan lingkungan dalam proses pendidikan belajar di sekolah . belajar adalah kegiatan yang paling cocok , ini berarti bahwa brhasil atau tidaknya pencapai tujuan pendidikan hanya bergantun bagai mana peruses belajar dialami oleh murid sebagai anak didik.
Kalu kita membaca literature psikologi ,banyak sekali teori belajar yang akan kita temukan  tentang teori-teori yang bersumber dari aliran-aliran psikologi , Adapun teori-teori belajar itu.
1.             Teori Disiplin Mental
[1]Teori ini di temukan  sebelum abad ke-20 dan telah berkembang sampai sekarang yang masih ada pengaruhnya , terutama dalm peaksanaan pengajaran di sekolah  -sekolah
Menurut rapun psikologi, individu memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi tertentu . Belajar adalah pengembangan dari kekuatan –kekuatan tiap aliran atau teori mengemukan pendagangyang berbeda .teori sdi siplin mental yang lain adalah Naturalisme Romatik  Ronssean , menurut jean jacgues Rossean  anak memiliki potensi-potensi ter tepadam . Melalui belajar ankak harus di beri kesempatan mengembangkanmengaktualkaan  potensi potesi tersebut , dan sesegguhnya anak memilik kekuatan sendiri untuk memcari , mencoba , menemukan dan mengembangkan dirinyan sendiri .
2.             Teori Psikoanalisa Tentang perkembangan Moral
[2]Dalam mengembangkan pergembangan moral, teori pssikoanalisas dengan pembagian steruktur kepribadian  manusia atas tiga yaitu id, ego, dan superego . id adalah struktur kperibadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasonal dan tindak di sadari , Ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis , yaitu subsitem  ego yang rasional dan disadari , namun tidak memiliki moralitas . Superego adalah struktur keperibadian yang  terdiri atas aspek social  yang berisikan system dan moral yang benar –benar memperhitungkan  benae atau salahnya sesuatu.
Konflik Oedipus. Koflik ini akan menhasilkan perbentukan sturktur kperibadiang yang di namakan peread sebagai superego. Ketika anak mengatasi koflik ini , maka perkembangan moral mulai salah satu alasan mengapa anak mengatasi koflik Oedipus adalah perasaan kawatir akan  kehilangan kasi sayang orang tua dan ketakutan akn di hukum karna keinginak seksual mereka yang tidak dapat di terima terhadap orang tua yang berbeda jenis  kelamin , untuk mengurangi kecemasan  , menhindari hukuman , dan mempertahankan kasi sayang orang tua , anak –anak membentuk suatu superego dengan mengindentitikasikan  diri dengan orang tua yang sama jenis kelamin .
Struktur superego ini mempunyai dua komponen yaitu ego idial atau kata hati (cascinse). Kata hati mengambarkan bagian dalam atau kehidupan mental seseorang , peraturan masyarakat, hukum, kode, etika dan moral. Pada usia 15 tahun pergembangan superego secara khas  akn memjadi sempurna .
3.             Teori Belajar Sosial Tentang Pekembangan Moral
[3]Teori belajar sosil melihat tingka laku moral sebagai respon atas stimulus , dalam hal ini proses-peroses  penguatan penghukuman , dan penuruan di gunakang untuk menjelaskan prilaku moral anak –anak . bila anak diberi hadia atas perilaku yang sesuai dengan aturan dan konterak social mereka akn mengulangi perilaku tersebut , sebaliknya. Bila mereka di hukum atas perilaku yang tidak bermoral , maka perilaku akan berkurang atau hilang .
4.             Teori Belajr Behavioristik
[4]Teori belajar bahavioristik adalah sebuah teori yang di ceteuskan oleh gale dan berline tentang perubahan tingkan laku sebagai hasil diri pengalaman .
Teori belajar behavioristik  adalah sebuah teori  di catuskan  oleh Gage dan Berlian tentang perubahan tingka lagu sebagai hasl dari pengalaman .
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran dan psikologi  belajar yang mempengaru  terhadap arah perkembangan teori dan peraktek pendidikan dan pembelajaran yang di kenal sebagai aliran behavioristik . Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagi hasil belajar .
Teori behavioristik  dengan modal hubungan stimulus  responya mendudukkan  orang yang belajar  sebagai individu yang pasif Resapon atau perilaku dengan mengunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata ,
Dalam aliran behavioristik ini, ada beberapa toko yang mengemukan tentang teori  belajar yang berdasarkandari hasil penemuan atau pengelamanya  Seperti Thomidike dan Burrhus Frederic  Skinner.
1.             Thomdike dengan teori  KONEKSIONISME
Teori koneksiniksme  adalah teori yang di temukan  dan di kembangkan  oleh Edward  L . Thorndike (1874 -1949
Eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890 – an ,Eksprimen  Thomdike ini menggunakan hewan –hewan  terutama kucing  untuk mengetahui tenomena belajar Seekor kucing  yang  lapr di tempatakn dalam sangkar berbenruk kotak
Berjejuri yang di lengkapi dengan peralatan , seperti  pengungkit, gerendel pintu, dan tali yang mnghubukan pengungkit  dengan gerendel tersebut. Peralatan ini ditata sedemikiang rupa sehingga memungkinkan kucing tersebut memeroleh makanan  yang tersedia di depan sengkar tadi.
Keadaan bagian dalam sngkar yang tersebut puzzle box (peti teka –teki ) itu merupakan situasai stimulus yang meranagsang kucing untuk bereaksi melepaskan diri dan memperoleh  makanan yang ada di muka pintu. Mula-mula kucing tersebut mengeong , mencakar,melompat, dan berlari –lari namun gagal membuka  pintu untuk memperoleh makan yang di depannya .  akhirnya , entah bagaimana , secara kebetulan kucing itu berhasil menekang pengungkit dan terbukalah pintu sangkar tersebut. Eksperimen  puzzle box ini kemudian terkenal dengnan nama  insterumental congditioning. Artinya  , tingka laku yang di pelajari befungsi sebagai instrumental  (penolong) untuk mencapai hasil ganjaran yang di kehendaki (Hitzman 1978 ).
Apbila kita memperhatikan denga seksama , dalam esprimen Throndike tadi akan kita dapati   dua hal  yang mendorong  timbulnya fenomena  belajar. Pertama, keadaan kucing lapar . Seandainya kucing itu kenyankg, sudah tentu tak akan berusaha keras untuk keluar. Bahkan barangkali ia  akan tidur sejak dalam puzzle box yang mengurunya . dengan kata lain , kucing itu akan menempakkan gejala belajar untuk ke luar . sehubungan dengan hal ini, hampir  dapat di pastikan bahwa mutipasi (seperti rasa lapar ) merupakan hal yang sangat vital dan belajar .
Kedua , tersdianya makanan  di muka pintu puzze box. Makanan ini merupakan efeks positif  atau memuasakn yang di capai oleh respond an kemudian menjadi dasar timbulnya hukum belajar yang tersebut law of effect. Artinya  jika sebuah respon menghasilkan efek  yang memeuaskan ,  hubungan antara antara istimulas  dengan respon dengan  akan  semakin kuat . sebaliknya,  semaking tidak memuaskang (menganggu) efek yang di capai respons, semaking lemah pula hubungan  stimulus dan respons tersebut.  Hukum  belajr inilah yang mengilhami munculnya  konsep reinforce dalam teori operan conditioning  hasil penemuan B.P. Skinner.
1.             Barrhus Frederic  Sfinner Dengan Teori  PEMBIASAAN PRILAKU RESPON
Teori  pembiasan perilaku respon (operant conditioning ) ini merupakan teori belajar yang berusia paling  mudah dan paling sangat berpengaruh di kalanga para ahli psikologi belajar pada kini.  Penciptanya  bernama  Burrhus Frideric Skinner  (lahir tahun 1940 ), seorang  penganut behavioris me yang di anggap  konteraversial. Karya tulisanya yang masyur berjudul abaut Behviorism diterbitkan pada tahun 1974. Terma poko yang mewarnai karya-kskaryanya adalah tingkah laku itu terbentuk oleh konsekuensi – konsekuensi yang timbulkan oleh tingkah laku diri sendiri (Bruno, 1987 )
Dalam salah satu eksperimenya, skinner menggunakan seekor tikus yang ditempatkan dalam sebuah petih yang kemudian terkenal dengan nama “ Skinner Box “.petih sangkar ini terdiri atas dua macam komponen pokot yakni : mani pulandum dan gerakannya berhubung dengan reinforcement. Komponen ini terdiri atas tombol, batang jeruji, dan pengungkin (reber, 1988 ).
Dalam eksprimen tadi malu-malu tikus itu mengeksplorasi peti sangkar dengan cara lari kesana kemari, mencium benda-benda yang ada di sekitarnya, mencakar dindin dan serbagainya. Aksi-aksi seperti ini disebut “emitted behavior” ( tingkah laku yang terpercaya ) yakni tingka laku yang terpancar dari organisme tampa mempedulikan stimulus tertentu. Kemudian pada gilirannya, secara kebetulan salah satu emitted behavior tersebut (seperti cakaran kaki depan atau sentuhan moncong) dapat menekan pengunkit. Tekanan pengunkit ini mengakibatkan muncullnya butir-butir makanan kedalam wadahnya.
Butir-butir makanan yang muncul itu merupakan reinforcer bagi penekanan pengungkit. Penekanan pengungkit inilah disebut tingka laku operant yang akan terus meningkat apabila diiringi dengan reinforcement, yakni penguatan berupa butiran-butiran yang muncul pada wadah makanan.
Jelas sekali bahwa eksperimen Skinner di atas mirip sekali dengan trial anda error learning yang ditemukan oleh Thordike. Dalam hal ini, fenomena tingka laku belajar menurut Thorndike selalu melibatkan satisfationl keputusan, kesehatan menurut Skinner fenomena tersebut melibatkan reinforcement penguatan. Dengan demikian, baik balajar dalam teori S-R Bond maupun dalam teori operant conditioning langsung atau tidak, keduanya mengakui arti penting law of effect.
Teori-teori belajar hasil eksperiment Thorndike dan Skinner secara prinsip bersifat behafisiostik dalam arti lebih menekankan timbulnya prilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur, Teori-teori itu juga bersifat otomatis mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respons, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot, jika kita renungkan dan bandingkan dengan teori juga temukan riset psikologi kogritif, kerakristik belajar yang terdapat dalam teori-teori behavioristik yang terlanjur diyakini sebagian besar ahli pendidikan kita, sesungguhnya mengandung banyak kelemahan.
Diantara kelemahan-kelemahan teori-teori tersebut adalah sebagai berikut, yakni :
a.       Proses belajar itu dapat diamati secara langsung, padahal belajar adalah proses kegiatan mental yang tidak disaksikan dari luar kecuali sebagai gejalanya :
b.      Proses belajar itu bersifat otomatis-mekanis, sehingga terkesan seperti gerakan mesin dan robot, padahal setiap siswa memiliki, self-direction (kemampuan mengarahkan diri) dan self control (pengendalian diri) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bias menolak merespons jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan dengan kata hati;
c.       Proses belajar manusia yang dianalogikakan dengan prilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dengan hewan.


[1] Http://andi 1988. Wordpress.com/2009/01/28/teori-teori belajar.2
[2] Drs. Desmita, M.Si. Psikologi perkembangan peserta didik. (Bandung:Rosda.2009). h 258
[3] www.Scribd.com /doc/18092793/kumpulan teori belajar.
[4] Dr. Muhibbin Syah, M.Ed Psikologi Pendidikan (Bandung: Rosda.2010)h.130

Tidak ada komentar:

Posting Komentar