AKAN SELALU ADA JALAN BAGI YANG MAU BERBUAT

Safaruddinufe1121@gmail.com

TRANSLATE



JapaneseGermanEnglishFrenchSpainChinese SimplifiedArabicRussian

Translate

visitor

Selasa, 19 November 2013

HIPOTESIS



BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang Masalah
Rasa ingin tahu merupakan tabiat manusia yang hakiki. Keinginan manusia untuk mengetahui yang baru di dorong oleh anugrah tertinggi dari Maha Pencipta kepada manusia, yaitu “akal”. Untuk memuaskan akal maka manusia melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang dianggap mapan untuk menjamin kebenaran dari apa yang ingin diketahui.
Metode menjadi suatu pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi melalui rangkaian cara, langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu yang diatur menjadi seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis) dengan menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran sesuai dengan teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek, atau bidang disiplin dan praktek sehingga orientasi aktifitas yang mengarah kepada persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata.
Metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sementara itu, Sugiyono mendefinisikan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya dalam pengertian yang luas, dia menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masala[1].
Metodologi penelitian pada hakikatnya merupakan jalam yang ditempu untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan yang mempersyaratkan kesaksamaan atau kecermatan dalam memahami kenyataan dari sasaran tersebut.
Pada awal perkembangan penelitian sangat erat hubungannya dengan metode ilmiah. Menurut jhon dewey, pola metode ilmiah mngikuti proses berikut:
a) Identifikasi dan pembatasan masalah, b) Perumusan hipotesis, c) Pengumpulan, pengorganisasian dan analisis data, d) Perumusan kesimpulan-kesimpulan dan e) verifikasi, apakah hipotesisi di tolak, diterima atau dimodivikasi.[2]
Penelitian dianggap sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sistmatis untuk menguji jawaban-jawaban sementara(hipotesis) tentang masalah yang diteliti melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta yang mencakup sifat formal dan intensif, karena terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dapat di pertanggungjawabkan dan memecahkan masalah.
Penulis menyusun makalah yang berjudu “Merumuskan Hipotesis” dalam rangka memperdalam pengetahuan mengenai hal yang terkait dengan hal tersebut.
B.                Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
2.      Apa  syarat-syarat hipotesis?
3.      Apa fungsi dan manfaat hipotesis?


BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Hipotesis
Ditinjau dari segi etimologi, hipotesis berasal dari akar kata  hypo,yang berarti kurang danthesis, yang berarti pendapat. Kedua kata tersebut membentuk kata hypotesi dan penyebutan dalam dialek bahasa Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotsis yang bermakna suatu ksimpulan yang belum lengkap atau belum sempurna. Hipotsis dalam pengertian yang lebih luas merupakan kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan menguji hipotosis itu melalui penelitian atau data lapangan.[3]
Hipotesis lazim disebut sebagai pemecahan masalah secara teoritis. Untuk menguji apakah hipotesis sesuai dengan kenyataan(di suatu tempat dan waktu tertentu), maka penelitian lapangan diadakan.[4]
Penggunaan hipotesis dalam penelitian yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dengan hipotesis arah pengujian penelitian akan jelas dengan kata lain hipotesis menjadi acuan penelitian di lapangan sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.
Hipotesis merupakan langkah ketiga dalam penelitian setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis. Karena penelitian yang bersifat eksploratif dan deskripti sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
Penelitian yang merumuskan hipotesis merupakan penelitian yang bersifat kuatitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan mampu menemukan hipotesis yang kemudian akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan metode kuantitatif.[5] Karena eksistensi penelitian kuantitatif itu sendiri adalah pengujian hipotesis. Maka sejak dini peneliti harus memahami untuk apa hipotesis dirangcang serta apakah suatu penelitian harus mnggunakan hipotesis atau tidak.
Hipotesis pada kenyataanya merupakan alat yang memiliki kekuatan dalam proses inkuiri pada metode penelitian. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan kenyataan yang ada atau dari kenyataan dengan teori yang relevan.[6]
Dalam buku pedoman penulisan karia tulis ilmiah yang di keluarkan oleh UIN Alauddin Makassar disebutkan bahwa:
Hipotesis merupakan duagaan sementara terhadap jawaban atas submasalah yang membutuhkannya. Tujuannya adalah menberikan arah yang jelas bagi penelitian yang berupaya melakukan verifikasi terhadap kesahihan dan kesalahan suatu teori.[7]
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara[8]. Dia dapat ditolak jika salah satu palsu dan dapat diterima jika fakta membenarkannya. Sebagai konklusi, hipotesis tidak dibuat dengan sembarang, melainkan atas dasar pengetahuan tertentu.
Berdasarkan pengertian yang ada maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang kebenarannya masih perlu diuji dengan data yang bersumber dari lapangan. Hipotesis dalam posisinya sebagai salah satu unsur penelitian laksana kompas bagi nahkoda yang dipergunakan sebagai penentu arah dalam perjalanan.

B.                Syarat-syarat Hipotesis
Menurut burhan bugin formulasi hipotesis haruslah memenuhi beberapa syarat yakni;
a) Sebuah hipotesis disajikan  dalam formulasi konsisten logis. Hipotsis harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga konsekuansi mutlak yang lahir darinya, tidak merupakan sesuatu yang berlawana atau ingkonsistensi. Apabila dalam suatu teori terdapat formulasi yang inkonsistensi, maka dituntut suatu formulasi baru dalam bentuk sedemikian rupa sehingga ingkonsistensi menjadi tidak nampak dan muncul suatu formula yang konsisten. b)penggunaan sistem ekonomis. Sesuatu yang tidak penting dan tidak diujikan secara formal, tidak perlu masuk dalam formulasi hipotesis. Hipotesis harus dirumuskan sehmat mungkin yang disesuaikan dengan kebutuhan pengujian. Apabila prinsip ini tidak dipenuhi secara baik, maka pemunculan hal-hal yang tidak diperlukan dalam formuasi hipotesis hanya sbagai unsur yang dapat mengcaukan. c)Hipotesis diajukan dengan kemungkinan pengujiannya. Hipotesisi dibuat dengan suatu kemungkinan bahwa hipotesis tersebut nantinya akan diuji. d)Hipotesis harus spesifik dan tidak menggunakan bahasa yang ambiguous.Artinya dapat diuji secara empiris serta dapat menjabarkan ramalan yang dapat diuji kebenarannya. e)Acuan empiris yang diajukan secara tegas. Dalam hal ini hipotesis tidak dapat lepas dari jangkauan konsep yang telah didefenisikan. Oleh karena itu dalam perumusan hipotesis, peneliti harus dapat dengan saksama menegaskan kmbali makna dari kumpulan gejala empiris yang bersangkutan dengan pemantulan kembali makna teori yang dipergunakan oleh konsep dalam penelitian.[9]
Hipotesis sebaiknya dibuat sebelum peneliti terjung ke lapangan untuk mengumpulkan data. Hal ini sejalan dengan pandangan D. Ary yang dikutip dalam buku Sukardi yang mengatakn bahwa ada dua alasan yang mendasari hal tersebut yaitu;
a)Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup dalam keitannya dengan permasalahan. b)Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan pross interpretasinya.
Sugiyono dalam bukunya juga mengemukakan hal yang serupa bahwa hipotesis yang baik;
a)Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel dan merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. (pada umumnya hipotsis deskriktif tidak dirumuskan)  b)Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan brbagai penafsiran. c)Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah.[10]
Hipotesis yang baik mengisyaratkan adanya suatu pernyataan yang dapat diuji kebenarannya melalui pembuktian data atau fakta lapangan.
C.                Fungsi dan Manfaat Penelitian
1.      Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulandata dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu kita untuk memperluas pengetahuan.
2.      Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut “komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata“ atau  yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
3.      Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.Sebagia contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anak-anak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami program pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.
4.      Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2.      Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3.      Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4.      Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1.      Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2.      Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.
3.      Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.




BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka pnulis menyimpulkan bahwa:
1.      Hipotesis merupakan dugaan sementara yang sifatnya belum sempurna dan masih membutuhkan pengujian data lapangan.
2.      Syara hipotesis yang dapat diterima adalah memiliki ruang untuk diuji kebenarannya dengan fakta.
3.      Manfaat adanya hipotesis dapat menjadi suatu acuan dalam menggali data lapangan yang kemudian dikelolah dan di simpulkan.
B.     Rekomendasi
Penelitian sangat erat kaitannya dengan penggalian data baik data lapangan maupun literatur yang telah ada sebelumnya dalam rangka mmbangun suatu teori atau menguji teori dan bahkan menggkritisi tori yang ada. Namun dalam melaksanakan kgiatan tersebut dibutuhkan metode yang cermat dan dapat menyelesaikan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Bandung, 2009
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penlitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia
Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media Group,2011
Taliziduhu Ndraha, Research Teori Metodologi Administrasi, Jakarta: PT Bina Aksara, 1985
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,  Jakarta: PT. Bumi Aksara 2011
UIN Alauddin Makassar,  Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Makassar: Alauddin Press, 2013
blogbahruldot]wordpress[dot]com/perumusan Hipotesis
fuddin[dot]wordpressdot]com/Hipotesis Penelitian Pendidikan
lubisgrafura[wordpress[dot]com/Hipotesis Penelitian Pendidikan
pendidikansains[dot]blogspot[dot]com/ Hipotesis Penelitian Pendidikan


[1]Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Cet. VI; Bandung, 2009), h. 2
[2]Amirul Hadi dan Haryono,Metodologi Penlitian Pendidikan,(Cet. III; Bandung: Pustaka Setia),h., 11
[3]Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Cet.VI: Jakarta: Prenada Media Group,2011), h.,85
[4]Taliziduhu Ndraha, Research Teori Metodologi Administrasi, (Cet. II; Jakarta: PT Bina Aksara, 1985),h. 50
[5]Sugiono,h.,64
[6]Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Cet. IX; Jakarta: PT. Bumi Aksara 2011),h.,41
[7]UIN Alauddin Makassar,  Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Cet.I; Makassar: Alauddin Press, 2013), h.,12
[8]Amirul Hadi dan Haryono, h.,117
[9]Burhan Bugin, h.,88
[10]Sugiyono, h. 71

Tidak ada komentar:

Posting Komentar